Kamis, 04 Desember 2008

Perbedaan Google AdSense & Google Analytics:

Apa itu Google AdSense?
AdSense merupakan fitur yang ditawarkan Google buat para web publishers untuk memperoleh penghasilan online dari situs yang dikelolanya. Barangkali, yang ditawarkan Adsense ini merupakan cara paling simpel dan cepat untuk memperoleh penghasilan lewat Internet.
Ada
dua kategori program:
(1) AdSense for Content
(2) AdSense for Search.

  1. AdSense for Content
    Untuk mengetahui lebih dekat, silahkan kunjungi situs www.testmagic.com, sebuah situs yang memberikan informasi cuma-cuma tentang tes TOEFL, GMAT, GRE, GSAT dan sejenisnya. Bila Anda lihat di bagian atas dan kolom paling kanan, akan terlihat sebuah box dengan teks Ads by Google berisikan satu atau lebih iklan tertentu. Iklan-iklan ini biasa disebut sebagai Google AdWords sedangkan program pemasangan iklan pada situs itu dikenal dengan istilah Google AdSense. Bila ada pengunjung yang meng-klik salah satu iklan yang terpasang di situs-nya, maka Google akan memberikan komisi pada pemilik situs yang besarnya sangat bervariasi (Sepenuhnya ditentukan oleh Google untuk masing-masing AdWords). Cukup simpel bukan?

2. Google AdSense for Search?
Senada dengan AdSense, hanya saja AdSense for Search melibatkan mesin pencari Google dalam menentukan jenis Adwords yang muncul. Jadi, pengunjung sebuah situs melakukan pencarian terhadap kata kunci (keyword) tertentu lewat mesin pencari Google yang disediakan oleh pemilik situs. Bila pengunjung menemukan iklan dan dengan baik hati mengklik-nya, maka si pemilik situs akan memperoleh komisi dari Google untuk setiap klik.


Google Analytics:

google analytics adalah layanan yang hampir sama dengan layanan yang ada pada cpanel yaitu awstats keduanya menyediakan data serta laporan lengkap mengenai jumlah pengunjung dari mana pengunjung itu datang, dengan keyword apa mereka datang ke blog kita, berapa jumlahnya, jam berapa, serta menggunakan browser apa mereka dan lain sebagainya jadi merupakan sebuah laporan yang sangat penting artinya buat orang yang berkepentingan seperti blogger, affiliate marketer, web publisher, web master atau yang lain, untuk mengetahui informasi tersebut dan menggunakan info tersebut untuk perkembangan dan kelangsungan blog yang bersangkutan

kenapa butuh dua alat untuk mengetahui data statistik jumlah pengunjung karena, selain untuk membandingkan data yang diterima dari kedua layanan tersebut, ada beberapa perbedaan diantara keduanya seperti jumlah prosentase asal pengunjung di google analytics bisa di lihat di kolom traffic sources overview yang menyajikan data prosentase asal traffic dari search engines, direct traffic, dan reffering sites sedangkan di awstats tidak terdapat model prosentase semacam ini, dan setelah beberapa hari saya bandingkan keduanya mempunyai perbedaan tentang jumlah traffic yang datang meskipun tidak terlalu besar jumlah perbedaanya tetap merupakan sebuah info yang berharga bagi saya selain itu dengan menggunakan kedua layanan tersebut saya memiliki dua informasi dari dua sumber berbeda yang akan menjadikan data-data yang kita terima menjadi lebih obyektif.

Bagi yang ingin memakai google analitics dan tidak ingin di pusingkan dengan pemasangan java script di theme mungkin plugin ini adalah sebuah pilihan, tentang tata cara penggunaan bisa di baca di readme yang telah disediakan bersama dengan file yang telah di download dan sedikit tips untuk mengetahui apakah pemasangan plugin tersebut berhasil lihat saja di page source jika berhasil maka akan muncul kode java script google analytics, tentu kita harus punya account di google agar bisa menikmati layanan ini semoga berguna.



Perbedaan Google AdSense & Google Analytics:

Google AdSense merupakan fitur yang ditawarkan Google buat para web publishers untuk memperoleh penghasilan online dari situs yang dikelolanya. sedangkan Google Analytics adalah layanan yang menyediakan data serta laporan lengkap mengenai jumlah pengunjung dari mana pengunjung itu datang, dengan keyword apa mereka datang ke blog kita, berapa jumlahnya, jam berapa, serta menggunakan browser apa mereka dan lain sebagainya jadi merupakan sebuah laporan yang sangat penting artinya buat orang yang berkepentingan seperti blogger, affiliate marketer, web publisher, web master atau yang lain, untuk mengetahui informasi tersebut dan menggunakan info tersebut untuk perkembangan dan kelangsungan blog yang bersangkutan


kegunaan RFID pada flash card

Penggunaan RFID saat ini

Low frequency RFID tag banyak digunakan untuk identifikasi pada binatang, beer keg tracking, keylock pada mobil dan juga sistem anti pencuri. Binatang peliharaan seringkali ditempeli dengan chip yang kecil sehingga mereka bisa dikembalikan kepada pemiliknya jika hilang. Di Amerika Serikat, frekuensi RFID yang digunakan ada dua yaitu 125 kHz (standar aslinya) dan 134.5 kHz (yang merupakan standar internasional).

High-frequency RFID tag sering digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses kontrol pada gedung, pelacakan bagasi pada pesawat terbang dan apparel item tracking. Ini juga digunakan secara luas pada identifikasi lencana, mengganti keberadaan kartu magnetik sebelumnya. Lencana ini hanya perlu dipegang dalam suatu jarak tertentu dan reader-nya langsung dapat mengenali siapa pemegang lencana tersebut. Kartu kredit American Express Blue saat ini sudah mengandung RFID tag dengan high-frequency.

UHF RFID tag sering digunakan secara komersial pada pallet dan pelacakan container, pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal laut.

Microware RFID tag seringkali digunakan dalam akses kontrol jarak jauh kendaraan bermotor.

Beberapa gerbang tol, seperti FasTrak di California, sistem I-Pass di Illionis dan juga South Luzon Expressway E-Pass di Filipina sudah menggunakan RFID tag untuk electronic toll collection -nya. RFID tag tadi akan dibaca seketika ketika suatu kendaraan bermotor melewati gerbang tol dan informasi tadi akan digunakan untuk mendebet account toll-nya. Ini tentu saja akan mempercepat traffic yang ada pada gerbang tol yang sebelumnya sering macet. Contoh lain misalnya sensor seismik bisa dibaca dengan menggunakan RFID transceiver sehingga akan menyederhanakan proses pengambilan data.

Pada bulan Januari 2003, Michelin, produsen ban terkemuka mengumumkan bahwa mereka memulai testing terhadap RFID transponder yang ditanam ke dalam ban produk mereka. Setelah proses testing yang memakan waktu selama 18 bulan, maka mereka berjanji akan menawarkan ban yang dilengkapi dengan RFID kepada para produsen mobil. Tujuan mereka adalah membuat sistem pelacakan ban yang sesuai dengan undang-undang di Amerika Serikat, TREAD Act (Transportation, Recall, Enhancement, Accountability and Documentation Act).

Kartu yang dilengkapi dengan RFID juga sudah mulai digunakan secara umum sebagai suatu media electronic cash, seperti Octopus Card di Hong Kong dan lain sebagainya.

Mulai tahun model 2004, pilihan ?SmartKey? sudah ada pada Toyota Prius dan juga beberapa model pada Lexus, dimana pada kunci mobilnya dilengkapi dengan RFID tag sehingga mobil bisa mengenali adanya kunci tersebut dalam jarak 3 feet dari sensornya. Pengendara mobil bisa membuka pintu mobil dan mulai menyalakan mobil ketika kunci mobil masih berada dalam tas atau saku.

Pada bulan Agustus 2004, Ohio Department of Rehabilitation and Correction (ODRH) menyetujui kontrak senilai USD$ 415,000 untuk mencoba teknologi pelacakan yang bekerjasama dengan Alanco Technologies. Ini akan digunakan oleh narapidana dimana mampu untuk mendeteksi narapidana yang berusaha untuk melepaskan alat ini dan akan mengirimkannya ke sistem komputer di penjaran tersebut. Proyek ini bukanlah yang pertama pada penjara di Amerika Serikat, karena penjara yang lain di Michigan, California dan Illionis juga sudah menerapkan teknologi yang sama.

Chip RFID yang bisa diimplant di binatang juga bisa diimplant di tubuh manusia. Perusahaan yang bernama Applied Digital Solutions mengajukan chip RFID yang bisa ditanam di bawah kulit sebagai solusi untuk mengidentifikasi adanya fraud, akses ke gedung, akses ke komputer, menyimpan catatan kesehatan seseorang dan juga untuk sistem anti penculikan. The Baja Beach Club di Barcelona Spanyol menggunakan Verichip yang diimplant untuk mengidentifikasi pelanggan VIP mereka.

Amal Graafstra, seorang pengusaha asal Amerika, sudah mengimplant dirinya dengan RFID chip, tepatnya di tangan kirinya, pada awal tahun 2005. Chip tersebut panjangnya 2 mm dan dengan diameter 2 mm. Chip itu memiliki jangkauan pembacaan sejauh dua inci (atau 50 mm). Prosedur implantasinya dilakukan oleh seorang dokter bedah kosmetik.